Surabaya – Fajar Nusantara News, Pesta demokrasi 5 tahunan dengan menggelar pemilihan calon presiden, wakil presiden, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten, DPD di warnai tidak profesionalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat bertugas di TPS pada hari pencoblosan. Rabu (14/2/2024)
KPPS seharusnya bertugas mengarahkan pemilih dengan humanis dan santun, bukan justru membentak pemilih yang mau menentukan hak pilihnya dan ikut menentukan nasib bangsa Indonesia menuju 5 tahun kedepan agar lebih baik.
Insiden yang memalukan akibat kelakuan salah satu petugas KPPS menjadi sejarah baru dengan di adakannya pesta demokrasi untuk pemilihan para wakil rakyat dan Presiden Indonesia 2024.
Kejadian bermula saat pemilih datang ke TPS 7 di jalan Semolowaru Utara gang 1 Surabaya, dimulai dengan amburadul nya nomer urut pemilih, petunjuk atau tanda alur pintu masuk dan keluar pemilih yang tidak ada membuat pemilih bingung, seharus petugas KPPS mengarahkan agar bisa tertib, tapi seorang petugas KPPS justru terkesan angkuh dan arogan seperti preman, akibat kejadian tersebut sempat terjadi kericuhan bagi para calon pemilih.
Namun pada saat pemilih ada yang masuk melalui pintu keluar bukannya di arahkan oleh petugas, justru di bentak oleh oknum petugas KPPS yang bernama Ar dengan nada tinggi seakan seorang preman.
“Seharusnya petugas KPPS sudah di bekali cara dan tupoksi masing-masing sebelum mereka melaksanakan tugasnya di TPS, seperti ada yang mengarahkan, mencatat daftar hadir, memberikan surat suara kepada pemilih, hingga menunggui kotak suara sampai terakhir menjaga tinta, dan juga perlu di pertanyakan apakah saat pembekalan tidak maksimal sehingga pegawai KPPS TPS 7 terkesan angkuh dan membentak terhadap calon pemilih ??, kata salah satu pemilih yang kesal akibat kelakuan salah satu perugas KPPS. (ES)