Probolinggo – Fajar Nusantara News, Kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) harus terus dilaksanakan. Tidak hanya diadakan di satuan pendidikan setingkat SMA sederajat, tapi juga di kalangan lainnya.
Hal ini diungkapkan oleh anggota DPRD Jawa Timur dari Komisi E Hasan Irsyad. Menurutnya, SPAB sangat bermanfaat bagi peserta didik karena bisa menumbuhkan kepedulian terhadap risiko dan pengurangan bencana.
“Kami akan terus hadir dalam kegiatan SPAB di berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur. Sekaligus memantau apakah penggunaan anggarannya tepat atau tidak,” katanya ketika membuka kegiatan SPAB di SMAN 1 Kota Probolinggo, Rabu, 9 Agustus 2023.
SPAB diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dengan menggandeng Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur sebagai tenaga fasilitatornya. SPAB di SMAN 1 Kota Probolinggo diadakan pada Rabu dan Kamis, 9-10 Agustus 2023.
Pentingnya SPAB juga diungkapkan Kepala SMAN 1 Kota Probolinggo Muhammad Zaini. Menurutnya, masalah kebencanaan perlu diintegrasikan dengan pembelajaran di sekolah. “Sehingga nantinya bisa menumbuhkembangkan kepedulian siswa terhadap bencana,” katanya.
Penata Penanggulangan Bencana (PB) Ahli Madya BPBD Jatim Sriyono juga mengapresiasi Hasan Irsyad yang selalu hadir saat bencana terjadi. Ia juga mengungkapkan dari 14 potensi ancaman bencana yang ada di Jatim, 13 di antaranya ada di kabupaten dan Kota Probolinggo. “Hanya likuifaksi saja yang tidak ada,” katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, SPAB punya peran penting dalam diseminasi kebencanaan. Terutama kepada satuan pendidikan.
Hadir pula dalam pembukaan ini Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Wilayah Probolinggo Kusnadi dan Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo.
Di hari pertama, peserta yang terdiri dari para stakeholder sekolah diberikan materi pengurangan risiko dasar dan potensi bencana di Kota Probolinggo. Dilanjutkan pembuatan dokumen kajian risiko bencana dan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS). Sedangkan para siswa berlatih menggunakan bebat bidai, menonton videotron tentang kebencanaan dan membaca buku di Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena).
Hari kedua, peserta dari kalangan siswa mempraktikkan bebat bidai, penanganan korban luka dan cedera, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Juga edukasi pemadaman kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dan tradisional (APAT).
Acara ditutup oleh Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito Prasetyo disertai dengan penyerahan dokumen kajian risiko bencana (KRB) dan TSBS. (Yogi)