Sidoarjo – Fajar Nusantara News, Menjadi seorang fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) memiliki tantangan tersendiri. Pasalnya, target akhir untuk peserta SPAB yang menjadi adalah menumbuhkan kesadaran terhadap penanggulangan bencana. Hal ini diungkapkan oleh Subkoordinator Subsubstansi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Dadang Iqwandy.
“Tugas berat seorang fasilitator adalah memunculkan kesadaran bagi komunitas atau target sasaran. Banyaknya peserta bukan menjadi tolok ukur. Tapi menumbuhkan kesadaran itu yang paling penting,” ujarnya.
Hal ini diungkapkan Dadang Iqwandy saat memberikan pembekalan dalam Training of Facilitator SPAB yang diselenggarakan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur di News Hotel, Pepelegi, Waru, Sidoarjo, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Training batch 1 ini diikuti oleh 32 peserta diadakan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 5-6 Agustus 2023. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari relawan, BPBD, lembaga amil zakat, dosen, mahasiswa, maupun kalangan masyarakat umum.
Sekretariat Nasional (Seknas) SPAB Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
Jamjam Muzaki yang membuka acara ini mengaku sangat senang dengan digelarnya acara ini. “SPAB merupakan potensi besar untuk meningkatkan ketangguhan di masyarakat, khususnya di bidang pendidikan. Pasalnya, ada 60 juta siswa dan 2 guru di Indonesia,” ungkapnya.
Apalagi, imbuhnya, kejadian bencana terus meningkat dan perubahan iklim tetap terjadi. Butuh kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana. “Kita berikhtiar lewat SPAB ini. Kita dorong SPAB sebagai arus utama karena hal ini banyak yang belum dipahami,” jelasnya.
Sementara, Ketua Pelaksana Training of Facilitator SPAB Aslichatul Insiyah mengaku sangat terkejut dengan antusiasme peserta. Pasalnya, banyak orang yang ingin bergabung dengan pelatihan meski kuota telah habis.
“Kita bersyukur bisa melakukan kegiatan ini dan berkah bisa didampingi oleh Seknas SPAB,” katanya.
Koordinator SRPB Jatim Dian Harmuningsih menyatakan bahwa menjadi fasilitator SPAB
sangat berat. “Nanti akan kita minta untuk bergerak sendirian, tapi tetap ada tanggung jawab untuk pengurangan risiko bencana,” katanya
Hadir pula memberikan materi Rustamhari dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur.
Kegiatan ini pun makin semarak karena digelar diskusi kelompok, tanya jawab, hingga praktik di lapangan. (Yogi)